waktu menunjukan pukul empat sore, matahari masih cukup menyengat. seorang anak bertelanjang kaki, baju seadanya berteriak menjual sayur dijalanan. sambil memborong sayurnya, batinku berkata "betapa enaknya menjadi anak orang kaya yang serba ada, makan enak, berpakaian indah, kemana saja sesuka hati. andaikan hati orang - orang kaya tergerak dan dapat membantu anak ini, betapa bahagianya".
kritik atas ketimpangan sosial yang dihadapi Yesus di zamanNya dilukiskan dengan sangat jelas dalam kisah Lazarus yang memandang penuh harap itu terbaca jelas mentalitas manusia yang cenderung tidak memperhatikan derita sesamanya. maka pada ujung refleksi ini kita ditantang untuk membangun aksi yang menyalurkan keluhuran hati Tuhan. sebab melalui manusia yang memperhatikan derita sesama, terlukis cinta Tuhan terhadap umatNya.
lantas siapakah sesama itu yang harus diperhatikan? hanya kesadaran dan keterbukaan hati dan iman kitalah yang dapat mengungkapkannya. sebab Lazarus selalu hadir disekitar kita, namun sikap si kaya lebih mendominasi hidup kita. masa puasa ini, kesempatan untuk kita kembali bertobat dan memperhatikan sesama yang berkekurangan.
"se cangkir teh ditangan si miskin, lebih lezat daripada tumpukan makanan di gudang si kaya yang kikir"
Hal ini benar.. akan tetapi manusia selalu memilih tumpulan makanan d gudang SI KAYA YANG KIKIR
BalasHapusHal ini benar.. akan tetapi manusia selalu memilih tumpulan makanan d gudang SI KAYA YANG KIKIR
BalasHapus